aku = Fera
Mencoba melupakan semua janji –
janji Indah dalam sebuah hubungan, melupakan kenangan – kenangan Indah, bahkan
mencoba melupakan sosok diriya, hal itu yang selalu terlintas di fikiran ini,
TAPI HATI ini selalu menyangkal dan menyerah. Ternyata Hati ini belum sanggup,
dan apakah akan SANGGUP? #Entahlah
hal ini bukan yang pertama kalinya,
tp bisa di bilang ini sudah ke-5x nya kami “putus”. Tapi, putus kali ini yang
paling menyiksa, dan kemungkinan besar sudah tidak bisa di satukan lagi.
Bahkan, dengan “Bodohnya” diriku, aku yang menyatakn hal itu. Sebenarnya dia
masih menghubungi ku, sekedar nanya kabar, lagi apa, gimana kondisi orang tua,
dsb. Hal itu membuat hatiku sedikit berbunga dan seakan tali yang mengikat hati
ku dengan kencang terasa terlepas. Tapi lagi – lagi dengan “bodohnya”, ucapan
ku malah menyatakan kalau dia datang hanya “menyiksa”?
Sekarang, tak ada lagi kabar, tak
ada lagi sms, tak ada lagi telfon, tak ada lagi ini dan itu tentang dia. Yang
ada hanya PENYESALAN dalam diriku. Yang ada hanya ingatan – ingatan tentang dia. Bahkan tanpa
ku sadari kenapa semua tentang dia selalu terlintas dan terlihat seakan Tuhan
menghukumku untuk tidak bisa melupakannya
disaat bahagiah hati ku seakan ingin memberitahunya, berbagi cerita dengannya, dan curhat ini itu. Bahkan disaat sedih kenapa hanya ada dia di hati dan fikiran ku????? Tapi Fikiranku terus melawan untuk menghubunginya yang membuat Hati ku tersiksa. Hanya dia yang setia jadi tempat berbagi, baik senang maupun duka, dia selalu mampu mengubah hati ini dari gelap menjadi Terang, dan dari terang menjadi lebih terang, yah itu DIA.
disaat bahagiah hati ku seakan ingin memberitahunya, berbagi cerita dengannya, dan curhat ini itu. Bahkan disaat sedih kenapa hanya ada dia di hati dan fikiran ku????? Tapi Fikiranku terus melawan untuk menghubunginya yang membuat Hati ku tersiksa. Hanya dia yang setia jadi tempat berbagi, baik senang maupun duka, dia selalu mampu mengubah hati ini dari gelap menjadi Terang, dan dari terang menjadi lebih terang, yah itu DIA.
Sebenarnya ku tak bermaksud untuk
mengatakan kalau dia hanya “menyiksa”, tapi ku hanya ingin buat dia merasa
lebih tenang tanpa kehadiranku, yang tak perluh pusing mikirin diriku yang
hanya bisa mengadu nasib dan duka ke dia, terlebih lagi, katanya Dia sudah dapat
penggantiku dengan waktu yang relatif singkat menurutku, walaupun dia bilang itu hanya “bohong”,
tapi kenapa Hati ini sakit saat dia bilang kalau dia sudah menemukan pengganti
diriku?
Apa
mungkin dia sudah bahagiah? Dan benar – benar menemukan sosok orang yang benar
– benar bisa ngertiin dia? Sanyangi dia? Dan manjakan dia?. Yah, semoga saja.
Tapi, jujur... hatiku belum bisa melupakan dia. Otakku juga belum sepenuhnya
bisa menghapus dirinya dan kenangannya. Maafkan aku. L :’(
Sewaktu masih jadian, ku selalu
cerita kalau banyak yang “nembak”, dan ku tolak. Dan kamu selalu bertanya
kenapa ku menolaknya? Apa kamu “bego” atau di bego – begoin?? Seharusnya dia
sudah tahu kenapa ku menolak mereka.
Pertama, aku masih punya kekasih, yaitu
dia.
Kedua, aku sayang dan cinta Cuma
untuk dia.
Ketiga, aku tidak bisa membagi hati
dan fikiran ku untuk orang lain selain dia.
Dan masih banyak alasan lagi kenapa
ku menolak mereka. Yang kuharapkan dia seharunya bangga, kalau aku lebih
memilih dia. Kenapa sempat terfikir di fikiran dia, kenapa aku tidak menerima
mereka?????
Bahkan setelah kita putus, dia
bilang terimalah orang – orang yang dulu datang sewaktu kami masih jadian. Apa
itu mudah bagiku? Ha?
Sampai saat ini, hati ku selalu
ingin menghubungi dia, mendengar suaranya, dan mengetahui kabarnya, tapi lagi –
lagi fikiran ini selalu melawan. Move
on... Move on, Move on. Tapi apa aku bisa? :'(
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar